Rabu, 19 November 2014

Baden Powell

Pendiri Gerakan kepanduan, yaitu Robert Stephenson Smyth Lord Baden-Powell Of Gilwell, adalah seorang tentara Inggis yang merupakan lulusan Charterhous Scool. BP bergabung dengan pasukan Hussars ke-13 di India pada tahun 1876. Dari 1888 sampai 1898, BP sukses bertugas di India, Afghanistan, Zulu dan Ashanti. Sebelum dan masa perang Boer, BP bertugas sebagai perwira staf dari pasukan kerajaan Inggris (1896-1897), menjadi kolonel dari pasukan berkuda Afrika Selatan, dan letnan kolonel dari pengawal naga ke-5 (5th Dragon Guards, 1897-1899). Karena keberanian dan pengabdiannya selama mempertahankan kota Mafikeng (dulu Mafeking) dari kepungan musuh, beliau dipromosikan menjadi mayor jendral.

Baden-powell kemudian kembali ke Inggris, pada tahun 1908, saat itu BP menjadi letnan jendral. BP dianugrahi gelar kesatria tahun 1909, kemudian menjadi pensiunan dari dinas militer pada tahun berikutnya. BP membentuk The Boys Scouts  di tahun 1908, dan dua tahun berikutnya BP membantu mendirikan The Girl Guides,  organisasi serupa untuk para anak-anak dan remaja putri.

BP dilahirkan di kota London, Inggris, pada tanggal 22 februari 1857. Nama lengkapnya adalah Robert Stephenson Smyth Lord Baden-Powell Of Gilwell. Tetapi para pandu biasa memanggilnya dengan sebutkan BP. Nama kecil dari Baden-powell adalah Ste, Stephe atau Stepheson (paling sering dipanggil dengan nama Steevie). Dipanggil dengan nama Robert atau Sir Robert, setelah mendapat gelar kesatria dari Raja Inggris.

Ayah dari Baden-powell adalah Proff. Domine Baden-pawell seorang guru besar Geometri di Universitas Oxford, Inggris. Proff. Domine menikah dengan Miss Henrietta Grace Smyth, seorang putri dari Admiral kerajaan Inggris yang terkenal yaitu William T. Smyth.  Baden-powell dilahirkan dalam sebuah keluarga besar. Baden-powell mempunyai Sembilan orang saudara, yaitu : Warrington, George, Agustus, Frank, Penrose, Agnes, Henrietta, dan Baden Fletcher.

BP bertambah akrab dengan saudara-sudaranya sejak sepeninggalan ayahnya, yang meninggal pada tanggal 11 Juni 1860. Pada usia tiga tahun BP telah menjadi anak yatim. Sehingga sejak usia sangat muda, BP dituntut untuk hidup mandiri. BP telah berusaha untuk hidup mandiri dengan hanya dukungan oleh kekerasan hatinya serta keteguhan ibundanya tercinta Ny. Henriette Grace. Ny. Henrietta Grace memasukan BP ke Charterhouse Scool di tahun 1870.  Selain pandai belajar sehingga BP meraih besiswa, BP juga mengikuti banyak kegiatan ekstra seperti : 
  • Marching Band
  • Klub menembak (Rifle Chorps)
  • Teater, kegemarannya ini terus digeluti hingga sering tampil dalam berbagai pementasan drama bersama sahabatnya Kenneth Mc Laren.
  • Melukis dan menggambar, gambar/illustrasi sering mengisi karya tulisnya
  • Kiper keseblasan Charterhouse.
  • Di Charterhouse School inilah BP mendapat julukan lainya, yaitu “Bathing-Towel”.
Di usia 19 tahun BP menamatkan sekolah di Charterhouse School. Kemudian memutusan untuk bergabung dengan dinas kemiliteran, atas bantuan pamannya kolonel Henry Smyth, komandan dari Royal Military Academy di Woolwich.  Setelah lulus dari akedemi militer tersebut BP ditempatkan di India, dengan pangkat pembantu letnan.


Pengalaman BP di ketentaraan inilah yang nantinya akan banyak mempangaruhi perkembangan berdirinya gerakan kepanduan di Inggris. BP dikenal sebagai orang yang pandai bergaul dan banyak kawannya. Salah seorang sahabat terdekatnya adalah Kenneth Mc Laren. Kebersamaan mereka telah menghasilkan banyak pengalamanan baik dalam kedinasan, pementasan drama, maupun berburu hewan liar (babi hutan).


Selama bertugas di Afrika, Baden-powell banyak melakukan petualangan sehingga pengalaman-pengalamannya makin bertambah. karena keberaniannya, Baden-Powell mendapat julukan IMPEESA dari suku-suku setempat seperti : Zulu, Ashanti dan Metebele. Impeesa mempunyai arti “Srigala yang tidak pernah tidur”.


Pada tahun 1908, Baden-Powell menulis buku Scouting For Boys, sebuah mahakarya yang sangat spektakuler. Buku inilah yang mengakibatkan perkembangan kepanduan semakin besar. Buku ini menyebar diseluruh daratan Eropa sampai ke daerah-daerah jajahan. Pada tahun 1910, Baden-Powell meletakkan jabatanya di dinas ketentaraan dengan pangkat terkhir adalah Letnan Jendral. Mulailah Badden-Powell berkonsentrsi penuh untuk mengembangkan kepanduan keseluruh dunia. Pada tahun 1912, Baden-Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para pandu diberbagai Negara. Baden-Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames (lady Baden-Powell) pada tahun tersebut, dan kemudian dikaruniai tiga orang anak yaitu Peter, Heather, dan Betty.


Pada tahun 1920, para pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara jambore dunia yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan Jambore tersebut (6 Agustus 1920) Baden-Powell diangkat sebagai Chief Scout Of The World atau bapak pandu sedunia. Baden-Powell juga dianugrahi gelar Lord Baden-Powell Of Gilwell, dengan julukan Baron oleh Raja George V.


Setelah keliling dunia, termasuk mengunjungi Batavia (sekarang-Jakarta) pada tanggal 3 Desember 1934, sepulangnya dari meninjau Jambore di Australia, BP beserta Lady Baden-Powell menghabiskan masa-masa akhirnya di Inggris (sekitar tahun 1935-1938). Kemudian Baden-Powell kembali ke tanah yang amat dicintainya, Afrika.


Baden-Powell menghabiskan masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau akhirnya wafat pada tanggal 8 Januari 1941 dan diantar di atas kereta yang ditarik oleh para pandu yang sangat mencintainya ketempat peristirahatan terahir.

Banyak hal yang dapat kita teladani dari sosok Baden Powell. Berikut adalah beberapa hal yang dapat di teladani dari sorang Baden-Powell.



  • BP mengajarkan kepada kita untuk menjadi seseorang yang mengabdi kepada bangsa dan negara. Hal itu terbukti ketika beliau bertugas di beberapa Negara atau kota. Meskipun bukan negaranya sendiri tetapi  beliau tetap mempertahankan Negara atau kota tersebut dari musuh. Seperti saat beliau mempertahankan kota Mafikeng (dulu Mafeking) dari kepungan musuh.
  • BP juga mengajarkan kepada kita untuk hidup mandiri dan semangat dalam menjalani hidip meskipun kita adalah anak yatim, atau bahkan yatim piatu. Semua itu terbukti ketika beliau yang masih berumur 3 tahun telah kehilangan seorang ayah yang meninggal dunia pada tanggal 11 Juni 1860. Hal itu membuat BP bertambah akrab dengan saudara-sudaranya. Sehingga pada usia tiga tahun BP telah menjadi anak yatim. Dan sejak itu sampai beliau meninggal dinia, BP dituntut untuk hidup mandiri.
  • BP mengajarkan kepada kita untuk menjai sosok yng pemberani, itu karena beliau juga adalah sosok yang pemberani sehingga Baden-Powell mendapat julukan IMPEESA dari suku-suku seperti : Zulu, Ashanti dan Metebele. Impeesa mempunyai arti “Srigala yang tidak pernah tidur”.
Robert Stephenson Smyth Lord Baden-Powell Of Gilwell atau yang kerap disapa Baden-Powell adalah seorang bapak kepanduan dunia yang sangat berpengaruh dalam hal organisasi kepanduan di seluruh dunia. Beliau telah menginspirasi jutaan bahkan seluruh manusia di bumi. Lewat organisasi kepanduan ini, beliau menjadi sangat dihormati dan dikagumi oleh pandu-pandu di seluruh dunia. Beliau telah membuat karya-karya yang spektakuler seperti Aids to scouting, Scouting for boys, Sport in war, Rovering to success.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Subscribe to our Newsletter

Contact our Support

Email us: socialadamsmith@gmail.com

Email us: muhammadhasrulusman@live.com

Our Team Memebers