CINTA PADA TEPIAN WAKTU BERUBAH
Karya : Martha Ananda
|
|
Jatuh cinta itu indah. Ya, itulah kesimpulan umum dari 2 kata
penuh makna yang menghasilkan banyak cerita. Jatuh cinta tak kenal usia, baik
muda maupun tua pernah merasakannya. Jatuh cinta, seperti yang dialami
seorang nenek yang berstatus janda dengan seorang kakek yang menyandang
status duda.
|
|
Alkisah di sebuah desa yang letaknya lumayan jauh dari
perkotaan, tinggallah janda tua yang biasa dipanggil nenek Taraheta. Di desa
tersebut juga tinggal seorang duda tua yang bernama Kakek Sabarakok. Kisah
cinta mereka bermula saat Nenek Taraheta berbelanja di pasar tradisional.
Saat itu sehabis berbelanja terlihat sangat sibuk menenteng barang
belanjaannya.
|
|
Kakek
Sabarakok
|
: (menghampiri Nenek Taraheta)
"Neng manis sepertinya lagi dalam kesusahan, bolehkah akang yang cakep
ini menolong membawa belanjaan neng manis yang entah siapa namanya ini?"
(seraya sedikit menggombal Nenek Taraheta).
|
Nenek
Taraheta
|
: (dengan pipi keriput yang
memerah karena tersipu malu) "Akang, akang yang entah siapa namanya,
selama eneng masih mampu mengerjakannnya sendiri, eneng tidak mau membebani
orang lain, apalagi orang yang hatinya mulia seperti akang ini" (membalas
gombalan Kakek Sabarakok dengan sedikit genit).
|
Selengkapnya Klik disini |
Kamis, 20 November 2014
Cinta Pada Tepian Waktu Berubah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar