Oscar
Pistorius lahir dari pasangan Henke dan Sheila Pistorius pada tanggal 22
November 1986 di Sandton, Johannesburg, Afrika Selatan. Pistorius terlahir
dengan fibular hemimelia (tanpa tulang betis) pada kedua
kakinya. Saat ia berusia 11 bulan, setengah kakinya, mulai dari bawah lutut
diamputasi. Namun itu tak membuat pistorius berkecil hati sebab saat di usia 11
dan 13 tahun Ia juga bermain rugbi, polo air dan tenis seperti orang normal
lainnya.
Sejak
mengalami cedera lutut serius di bulan Juni 2003, ia diperkenalkan dengan
cabang olahraga lari pada Januari 2004ketika menjalani rehabilitasi di University
of Pretoria's High Performance Centre. Lempeng balapnya yang pertama dibuat
oleh ahli prostesis Afrika Selatan Francois Vanderwatt, yang memesan lempeng
balap tersebut dari Insinyur lokal. Namun karena lempeng balap tersebut lekas
rusak, Vanderwatt merujuk Pistorius ke seorang ahli prostesis Amerika dan
pelari sprint Paralympic Brian Frasure, untuk dibikinkan lempeng balap oleh
perusahaan Islandia, Ossur.
Menariknya,
atlit yang memiliki julukan Blade Runner atau pelari lempeng balap itu menjadi
satu-satunya penyandang cacat berkaki dua yang bersaing melawan para atlit
dengan fisik lengkap. Pelari yang berlari tanpa kaki (tanpa betis) dan
menggunakan bantuan fiber karbon itu telah menunjukkan kecepatannya di beberapa
kejuaraan atletik dunia. Pistorius ambil bagian dalam Paralympic Musim
Panas 2004 di Athena dan secara keseluruhan berada dalam urutan ketiga T44
(amputasi satu kaki di bawah lutut) untuk kategori 100 meter. Meski jatuh saat
babak pendahuluan untuk 200 meter, ia masuk kualifikasi babak final. Ia pun
memenangkan babak final dengan mencatat waktu rekor dunia 21.97 detik, lebih
baik dibanding pasangan pelari Amerika dengan amputasi satu kaki Marlon Shirley
dan Brian Frasure. Di tahun 2005, Pistorius menyelesaikan Kejuaraan Afrika
Selatan keenam kategori lebih 400 meter dengan mencatat waktu rekor dunia 47.34
detik, dan di tahun yang sama memenangkan Piala Dunia Paralympic untuk 100 dan
200 meter, mengalahkan rekor dunia 200 meter sebelumnya.
Pada
Kejuaraan Atletik Dunia Paralympic 2006, Pistorius memenangkan emas untuk
kategori 100, 200 dan 400 meter, memecahkan rekor dunia lebih 200 meter. Pada
tanggal 17 Maret 2007, ia memecahkan rekor dunia olahraga penyandang cacat
kategori 400 meter (46.56 detik) pada Kejuaraan Atletik Senior Afrika Selatan
di Durban dan masih banyak lagi deretan prestasi lainnya. Pistorius masuk
bangku kuliah untuk gelar Bachelor of Commerce (B.Com) di bidang Manajemen
Bisnis dengan ilmu olahraga di Universitas Pretoria di tahun 2006.
Adapun
pelajaran yang dapat saya petik dari perjalanan hidup seorang Oscar Pistorius
adalah semangatnya untuk tetap hidup walau sejak ia berumur 11 bulan kakinya
diamputasi. Terkadang, terlahir dengan kekurangan secara fisik membuat
seseorang menjadi putus asa dan kehilangan harapan. Namun, tak ada kata
menyerah dalam kamus sprinter Afrika Selatan, Oscar Pistorius. Pistorius
berhasil membuktikan bahwa memiliki cacat fisik bukanlah halangan untuk
mengubah sebuah mimpi menjadi kenyataaan.
0 komentar:
Posting Komentar